Suka Sejarah

Kebangkitan Dan Keruntuhan Kerajaan Babilonia: Sejarah Besar Dinasti Amori

Babilonia, sebuah nama yang diakui di seluruh dunia sebagai pusat kebudayaan dan peradaban kuno, telah menarik perhatian para sejarahwan dan peneliti selama berabad-abad. Kerajaan Babilonia telah mengalami periode kebangkitan dan keruntuhan dalam sejarahnya, dengan periode keemasanya pada zaman Dinasti Amori. Dalam artikel ini, kita akan menggali keajaiban Babilonia dan mengikuti perjalanan peradaban yang berlangsung ribuan tahun.

Asal Usul dan Kebangkitan Babilonia

Asal usul Babilonia tidak sejelas diriwayatkan dalam literatur sejarah. Namun, peradaban Babilonia diyakini telah mulai berkembang sekitar awal milenium ke-3 SM. Pada saat itu, Babilonia telah menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan maju, dengan kota ibunya yang dipercaya menjadi salah satu pusat perdagangan dan kebudayaan di Timur Tengah. Dalam periode ini, Babilonia telah mengembangkan sistem tulisan, matematika, dan astronomi yang canggih.

Pada zaman Dinasti Amori (c. 1894 SM – 1595 SM), Babilonia mencapai kejayaannya. Dinasti ini dinamai dari bangsa Amori, suku bangsa yang berasal dari Lebanon, yang datang dan menguasai Babilonia. Hal ini menandai awal dari sebuah transformasi besar dalam peradaban Babilonia. Selama Dinasti Amori, Babilonia menjadi pusat kebudayaan yang maju dan kaya, dengan kompleks piramidanya yang megah dan sistem ekonomi yang maju.

Kebangkitan Babilonia: Dinasti Persia

Kebangkitan Babilonia mendapatkan dorongan dari penaklukan Cyrus pada tahun 539 SM. Raja Persia Cyrus merebut Babilonia dari kekuasaan Babilonia dan meniadakan Dinasti Neo-Babilonia. Meskipun demikian, Babilonia terus berkembang sebagai salah satu pusat keagamaan dan intelektual di Timur Tengah.

Under dinasti Persia, di bawah kepemimpinan Darius I, Babilonia menjadi salah satu dari provinsi utama Persia. Selama periode ini, Babilonia terus berkembang hingga mencapai kejayaannya yang baru. Pada masa ini, Babilonia dipaksa untuk mengikuti peraturan-imperial Persia, yang awalnya mendirikan bahasa Persia dari bangsa Farsi.

Setelah Darius I, Bangsa Persia direbut oleh bangsa Macedonia sejak Argeo Perdikas, yang berpidato di Babilonia, kemudian diikuti dengan bangsa Arab yang dipimpin putra Nabi Muhammad yang dinikahkan (Rasulullah).

Keruntuhan Babilonia

Keruntuhan Babilonia sebenarnya berlangsung berulang kali dalam sejarahnya, dengan beberapa peristiwa penting di antaranya adalah:

Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Babilonia: Sejarah Besar Dinasti Amori

Keruntuhan Dinasti Persia : 539 SM – Dinasti Neo-Persia.
Kekhalifahan Islam : 632 – 1258 :
Gilgamesh atau Ziggurat : kemampuan ekonomi, astrologi dan ilmu pengetahuan yang menandai kehidupan manusia pasca banjir di Assyria.

Tahun 539 SM, Babilonia menjadi bagian dari Kekaisaran Akhsarid, terdiri dari beberapa kota di akhir Dinasti Neo-Assyria, dilanjutkan dengan keberhasilan Raja Akhsarid untuk mengalahkan ayahandanya & saat pasukan dari Media merebut Babilonia. Hal ini menandai akhir Dinasti Amori dan merehabilitasi akam dalam salah satu kota di Timur Tengah yang telah berkembang sebagai pusat kebudayaan dan kekuatan.

Tahun 539 SM Pada pasungan sejarah Babilonia, akhir dinasti Neo-Babilonia disebabkan oleh seorang Raja Persia yang bernikah dengan putri dari paman si Anubaru.

Tahun 632, Bangsa Arab Menjamurnya dengan jargon keagamaan Ushratu dengan upahnya yang berkembang kepadanya membahagi pembangunan kiblat. Bersama dengan dibangun jalan kecil dari Arabia Utara ke Mesir ini, dari umur 40 hari, bila ditalkin akan adanya 3800 tahun. Pada Jaman seseorang yang dikenal sebagai calna dhuqal disebarkan oleh seorang yang berada di pasar dan menikahi beberapa wanita.

Pada tahun 632, suatu ekspedisi dari Persia yang terdiri dari pasukan gabungan Parsi Aramaik dan Eskimus terhadap Dinasti Neo-Babilonia yang membumi di seluruh kota Ely saat Babilonia terpecah.

Dalam ekspedisi tersebut raja Parsi Aramaik Usiada memerintahkan pasukan untuk merebut kota Ely, Hermon dan Chammur, dan Pirou, kemudian pasukan ditemani raja Elya yang harus menemui raja Babilonia sedang berperang dengan pasukan dari timur yang telah merebut puncak Pegunungan yang merebut Mene sampai ke Macedo yang memasuki Mesir, mendatangi raja Babilonia sementara sedang berperang.

Kemudian pasukan Elya mengetahui pasukan jauh dari sini datang, pasukan Arab yang telah mendatangi Kuat Ayad diserang Pasukan Parsi Aramaik, puncak pegunungan sampai ke Kuta Ayad.

Pada tahun 1404 BC, kejayaan Aromanaya terus dilanjutkan dengan keberhasilan pasukan Melankai dalam menaklukkan Elysium (umur negara Paracodem).

Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Babilonia: Sejarah Besar Dinasti Amori

Pada tahun 1071 SM, Kaisar Aryabarina yang berpimpin dinasti dari Suryabansi terus dilanjutkan dengan keberhasilan Medesa (ayah Mendua) dalam menaklukkan Persia kelompok yang digabungkan ini.

Apakah Dari kebanyakkan Gencarnakan mengamalkan polanya muncul Di Kaisar Memana.

Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Babilonia: Sejarah Besar Dinasti Amori